Gayam (Bojonegoro) - Pengertian Desa Mandiri
Energi yaitu Desa yang lebih dari 60% warganya sudah menggunakan energi
terbarukan. Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang
berkelanjutan seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air, proses biologi, dan
panas bumi. Tenaga surya dapat digunakan untuk menghasilkan listrik menggunakan
panel surya atau solar panel, lalu
ada tenaga angin yang diletakan diatas menara tinggi - langsing dan bilahan
besi putar terdapat pergerakan kompleks dari bahan-bahan ringan seperti desain
aerodinamis dihubungkan komputer yang dijalankan secara elektronik[1].
Tenaga ditransfer melalui baling – baling, kadang dioperasikan melalui variable
kecepatan lalu ke generator. Tenaga melalui arus air sudah jauh berkembang di
Pulau Jawa yaitu melalui pembangunan waduk yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa
Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Air memiliki
massa jenis 800 kali dibandingkan udara, bendungan air digunakan untuk
menghasilkan arus listrik. Energi dihasilkan melalui proses biologi salah
satunya adalah Biogas, fermentasi kotoran hewan dalam reaktor Biogas melalui
perbandingan 1 : 1 kotoran hewan dan air dapat menghasilakan energi untuk memasak
kurang lebih 1 jam (jika digunakan terus menerus) dan energi untuk penerangan
dalam skala rumah tangga. Energi dari Panas Bumi adalah suatu bentuk energi
yang dihasilkan dan disimpan di dalam bumi (Giotermal). Uap panas atau air
bawah tanah dapat dimanfaatkan ke permukaan dan digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik.
Desa Gayam, Kecamatan Gayam,
Kabupaten Bojonegoro telah memanfaatkan salah satu dari beberapa energi
terbarukan untuk kebutuhan memasak dan penerangan yaitu melalui biogas. Desa Gayam
berpotensi untuk menjadi Desa Mandiri Energi karena dari data terakhir tercatat
ada 27 unit biogas yang terbangun dan sudah dimanfaatkan oleh warga, ditambah
dengan 14 unit biogas yang kini telah berlangsung proses pembangunan[1].
Limbah biogas yaitu kotoran yang sudah tidak mengandung gas dapat dimanfaatkan
untuk pupuk, pestisida, dan pakan Ikan, jadi menggunakan biogas menguntungkan
terutama dari segi ekonomi dan keseimbangan alam.
Biogas: Terus Untung Dengan Biogas
Instalasi Biogas adalah
bangunan yang dibuat di bawah tanah tersusun dari semen, batu-bata, batu,
pasir, dan pipa serta peralatan untuk mengurai bahan organik menjadi biogas
(BIRU, 2010 : 1). Bahan organik tersebut adalah bahan dari kotoran hewan Gajah,
Kuda, Kerbau, Sapi, Babi, bahkan kotoran manusia[2].
Ukuran Instalasi Biogas ada beberapa macam, anatara lain: 4 m3, 6 m3,
8 m3, 10 m3, 12 m3. Pemilihan ukuran reaktor
biogas disesuaikan dengan kebutuhan, jika dalam rumah tangga ukuran reaktor
biogas yang digunakan yaitu 6 m3.
No
|
Kapasitas Tempat Pengolahan
(m3)
|
Jumlah ternak yang
dibutuhkan
|
1
|
4
|
3 – 4
|
2
|
6
|
5 – 6
|
3
|
8
|
7 – 8
|
4
|
10
|
9 – 10
|
5
|
12
|
11 - 12
|
Ukuran
diatas merupakan ukuran standart dari Indonesian
Domestic Biogas Progam (IDBP) dalam hal kepemilikan ternak. Sejauh ini
kotoran hewan yang digunakan adalah kotoran sapi, untuk ukuran 6m3
hanya dengan kepemilikan sapi 2 ekor pengguna sudah dapat memanfaatkan biogas.
Sangat disarankan bagi calon pengguna biogas atau yang sudah memiliki biogas
untuk mengikuti standart yang telah ditetapkan, tetapi jika bersandar dengan
kenyataan kepemilikan 2 ekor sapi sudah cukup untuk mendapat keuntungan biogas.
Cataan penting jika tidak sesuai dengan standart kepemilikan ternak maka
pengguna harus rajin mengisi kotoran hewan ke dalam biodigester.
Pengguna
harus rutin mengisi kotoran hewan agar proses fermentasi terus berlangsung. Kotoran
hewan segar adalah yang paling baik untuk menghasilkan gas metan[1],
Setelah gas metan dihasilkan oleh proses fermentasi tersebut maka pengguna
biogas dapat menggunakan untuk memasak (menggantikan kayu bakar dan LPG) dan
menghidupkan lampu khusus Biogas.
Limbah
biogas atau sering disebut dengan bio-slurry
adalah bahan yang sudah terfermentasi atau hilang gas metanya yang keluar
melalui outlet dan overflow. Bio-slurry
adalah bagian dari pupuk organik yang baik untuk pertanian dan aneka kegunaan
lain seperti pupuk kolam ikan, pakan ikan, belut, bebek, ayam dan budidaya
cacing. Ciri – ciri keunggulan bio-slurry:
1. Menetralkan tanah yang asam dengan baik,
menambahkan humus sehingga tanah lebih bernutrisi dan mampu menyimpan air,
mendukung aktivitas perkembangan cacing dan mikroba tanah yang bermanfaat bagi
tanaman.
2. Kandungan
Nitrogen (N) lebih baik dibandingkan pupuk kandang / kompos atau kotoran segar.
Nitrogen (N) dalam bio-slurry lebih
banyak dan mudah diserap tanaman.
3. Bebas
bakteri pembawa penyakit tanaman. Proses fermentasi kotoran hewan di reaktor
biogas dapat membunuh organisme yang menyebabkan penyakit tanaman.
4. Dapat
mengusir rayap perusak tanaman, oleh karena itu para petani menggunakan bio-slurry untuk melapisi lantai
lumbung.
Bio-slurry
dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
Terus
untung dengan biogas merupakan konsep sekaligus aktualisasi dalam upaya
mendukung Desa Mandiri Energi. Masyarakat pengguna Biogas mendapatkan
keuntungan ganda dalam hal menggunakan biogas karena kotoran hewan yang
dianggap sebagai bahan yang tidak berguna kini dapat dijadikan sebagai bahan baku energi untuk memasak dan
penerangan, limbah biogas yang telah terfrementasi dapat dimanfaatkan seperti
yang telah disebutkan bagan diatas. Menggunakan biogas mendukung kelestarian
alam, menggunakan biogas mendukung kemerdekaan energi, menggunakan biogas
mengurangi penggunaan energi tak terbarukan yang berlebihan.
Potensi
Desa Mandiri Energi: Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro
Jumlah
pengguna biogas di Desa Gayam yang sudah memanfaatkan keuntungan berjumlah 27
unit biogas ditambah yang kini dalam tahap pembangunan ada 14 unit. Testimoni
dari Bapak Jamil warga Dusun Sumurpandan, Desa Gayam mengatakan “selama saya
menggunakan biogas saya sudah tidak lagi menggunkan kayu bakar, selain itu saya
mendapat manfaat dari limbah biogas bio-slurry
untuk memupuk padi dan jagung. Potensi besar Desa Gayam dalam hal Desa Mandiri
Energi disambut baik oleh masyarakat Desa Gayam ditinjau dari beberapa warga
yang ingin menggunakan biogas, selain itu warga yang sudah menggunkan biogas
benar – benar tidak menyia-nyiakan keuntungan tersebut dengan merawat reaktor
dan mengisi kotoran hewan yang dimasukan ke dalam inlet setiap hari. Potensi
biogas diakomodasi melalui kelompok yang disebut “Konco Pari”, kelompok
tersebut memiliki agenda pertemuan rutin yang diadakan tiap tanggal 15 jam 7
malam. Konco Pari beranggotakan para pengguna biogas dan akan bertambah seiring
dengan berjalanya pembangunan biogas. Pertemuan tiap bulan konco pari membahas
tentang perkembangan biogas, diantaranya membahas pemanfaatan slurry serta kendala-kendala yang
dihadapi dalam hal menggunakan biogas.
Setelah menggunakan
biogas, pengguna mengalami perubahan sosial. Perubahan sosial tersebut antara
lain:
1.
Pemikiran kotoran hewan yang hanya dibuang
begitu saja setelah adanya biogas warga menampung kotoran hewan tersebut ke
dalam biogas.
2. Paradigma
tentang kotoran hewan yang dapat untuk memasak dan penerangan, awalnya ada
keraguan tentang biogas bahwa api biogas tidak tahan lama jika untuk memasak
dan akan menimbulkan bau yang menyengat. Setelah biogas digunakan biogas tidak
berbau dan untuk memasak dapat tahan lama.
3. Pengguna
tidak pernah membersihkan kotoran hewan di kandang setelah adanya biogas
menjadi sering membersihkan kandang.
4. Warga
lebih sering berinteraksi melalui pertemuan kelompok dan pelatihan biogas.
Biogas
merupakan sarana kemerdekaan energi di Desa Gayam, melalui biogas warga tidak
bersusah payah mencari kayu bakar. Menggunakan biogas warga dapat menghasilkan
energi tanpa merusak keseimbangan alam, limbah biogas dapat memulihkan unsur
hara tanah yang rusak. Terus Untung Dengan Biogas dimulai dari Desa Gayam yang
memiliki semangat dan kebersamaan untuk memajukan Kabupaten Bojonegoro agar
dapat merdeka di bidang energi. Merdeka dalam pelestarian alam yang telah
tercemar melalui bio-slurry sehingga
para petani dapat menanam tanpa merusak lingkungan dengan menggunakan obat
kimia.
Kesimpulan
Menuju
Desa Mandiri Energi adalah hal yang mudah bagi masyarakat yang memiliki
kepedulian dan kebersamaan diantara warga desa, perangkat desa, pemerintah
kabupaten dan aparat negara. Tentu dari beberapa lapisan masyarakat tersebut
diperlukan kerjasama yang sejalan untuk kemajuan Kabupaten Bojonegoro yang
mempunyai slogan “Lumbung Pangan dan Energi Negeri”.
Slogan
tersebut sangat sesuai dengan keuntungan apabila menggunakan biogas. Lumbung
Pangan erat kaitanya dengan bio-slurry
dengan manfaat pendukung pertanian berkelanjutan dan pakan ternak, kemudian
Energi Negeri erat kaitanya dengan biogas yang mendukung kemerdekaan energi.
Lumbung Pangan dan Energi Negeri dapat dikatakan sejalan dengan Terus Untung
Dengan Biogas, jadi biogas dapat mendukung pencapaian slogan Kabupaten
Bojonegoro “Lumbung Pangan dan Energi”
[1] Sampai saat ini 26
Agustus 2016 dari 14 unit biogas sudah selesai bangun 8 unit yang tersebar di
Desa Gayam. Total nantinya ada 41 unit biogas Desa Gayam belum termasuk
hitungan yaitu Desa Mojodelik, Ringintunggal, dan Sudu. Pengadaan biogas
terselenggara atas bantuan dari Exxon Mobil.
[2] Penggunaan kotoran
manusia belum begitu populer karena menyangkut pola pikir masyarakat tentang
etis dan tidak etis kotoran manusia digunakan sebagai bahan organik untuk
biogas.
0 komentar:
Posting Komentar